Wednesday, July 4, 2012

Maaf papa.


Dear Papa.
Desti tahu, papa nggak akan pernah nemuin tulisan ini, dan memang sengaja tulisan ini desti buat bukan untuk papa temukan. Papa, kalau ada orang tanya, siapa laki-laki yang kamu cintai di dunia ini, maka desti akan jawab nama Papa.

Iya, Papa. Orang yang selalu terkoneksi satu sama lain. Orang yang selalu punya sariawan di tempat yang sama di waktu yang juga bersamaan. Orang yang selalu membela, walau kadang desti ada di posisi yang salah. Orang yang selalu menyediakan waktu dan melindungi Mama, Iyak, Desti dan Ebot. Orang yang akan sakit di saat desti sakit. Orang yang akan punya firasat kalo desti lagi nakal.

Desti sayang sama papa. Tapi maaf, maaf banget karena enam tahun ini, sayang desti terbagi dua. Tapi nggak deh. Meminjam kata-kata papa “sayang itu ibarat air dalam gelas yang terisi penuh. Kalau ada gelas nambah, airnya dibagi dua sama rata. Kalau nambah lagi, airnya dibagi tiga sama rata. Tapi ini nggak, sayangnya sama rata, dua-duanya terisi penuh.” Itu yang bisa menggambarkan sayang desti ke Papa dan satu orang ini.

Desti minta maaf karena selama ini nggak bisa bales sayang Papa ke desti. Kadang seneng banget kalo papa lihat desti sebagai sosok yang sempurna. Tapi… Desti bukan anak yang papa harapkan. Desti bukan anak yang selama ini papa bayangkan.

Mungkin papa lihat desti sebagai anak yang punya banyak kemampuan, pinter, baik. Tapi kalau papa lihat orang-orang yang ada di sekitar desti, mereka jauh, jauh lebih hebat. Desti itu masih nggak ada apa-apanya.
Papa harus tahu berapa kali desti harus nangis ketakukan saat desti gagal melakukan sesuatu. Soalnya desti takut mama sama papa kecewa. Selama ini kalo desti doa ke Allah, selalu bilang di akhir doa “Tolong ya Allah, demi papa dan mama.”

Maaf ya pa.

Desti mau ceritain tentang si-dia-yang-desti-sayang-selain-papa. Bener kata orang, “Perempuan itu akan mencintai orang seperti sosok ayahnya.” Itu yang desti lihat ada di dalamnya. Orang yang bekerja keras, walaupun kadang males, tapi dia tahu apa tujuan hidupnya. Dia tahu dan sadar kalau dia harus bahagian orang tua.

Dia bukan anaknya presiden. Dia bukan pria berseragam. Tapi dia berusaha kerja. Kerja demi bisa bantu orangtua dan adik-adiknya. Dia anak pertama. Dia tulang punggung keluarga. Sifatnya sama, nggak bisa “disenggol” sedikit. Sama-sama sewotan. He he he.. tapi itu yang bikin kalian berdua mirip. Tapi mungkin dia belum seberuntung papa yang bisa dapetin perempuan paling hebat yang pernah desti miliki. Mama.
Desti mau banget papa deket sama orang yang desti sayang. Tapi mungkin keadaannya belum memungkinkan. Bener kata papa, “Belajar, lulus, dan kerja dulu.” Sebenarnya desti iri. Iri sama orang lain yang bisa bawa pacarnya pulang ke rumah. Main di rumah ketemu sama keluarga. Tapi desti bersyukur desti bisa kenal sama dia walaupun desti harus ngumpet-ngumpet. Tapi desti nggak bohong 100%. Ada yang tahu kok kalau desti deket sama dia.

Pa, desti minta maaf. Maaf kalau desti terkesan lebih sayang dia. Nggak pa, sayang desti sama. Buat papa dan buat dia. Dua laki-laki yang paling desti sayang di dunia ini.

Maaf Pa.

Bukan desti mau durhaka. Nauzdubillah. Desti mau nurutin kata-kata papa. Tapi desti juga nggak bisa ngejalaninnya dengan ikhlas. Desti nggak bisa pisah begitu aja pa.. Dia bukan laki-laki sempurna, tapi dia bisa ngebuat desti lebih baik dari kata sempurna. Maaf ya pa. untuk kesekian kalinya papa harus kecewa.
Desti nggak tahu apa yang sudah ditulis Allah. Desti Cuma berharap desti bisa membangun rumah tangga sakinah mawaddah warrahmah bareng orang yang desti sayang. Dia. Tapi di satu sisi desti nggak mau ngecewain papa. Aaargh. Rasanya kadang mikir, lebih baik mati daripada dihadapin sama masalah kayak gini. Kadang pengen teriak “KALO AJA PAPA TAHU KALO DESTI NGGAK KAYAK YANG PAPA BAYANGKAAAN!” tapi nggak mau. Desti nggak mau papa jadi sedih.

Hari ini, tepat enam tahun desti sama-sama dia. Ada doa yang selalu terucap “Ya Allah. Semoga dua laki-laki yang aku sayang, suatu saat bisa bersatu sebagai satu keluarga. Tanpa ada orang yang harus menyakiti dan disakiti. Kalau boleh, jadikan aku dan dia keliuarga yang sakinnah mawaddah dan warrahmah. Aamiin.”
Siapa laki-laki yang kamu cintai di dunia ini?
Papa dan Ridzwan Ananto.

No comments: