Tuesday, May 30, 2017

Main Yuk: Bogor (Makaroni Panggang & Kebun Raya)

Desti Pratiwi bukan tipikal orang yang kuat baik secara fisik ataupun mental.
Untuk menempuh perjalanan jauh, pasti banyak pertimbangan dan yang diurusin. 
Tapi kayaknya Allah kasih satu momen supaya gue bisa jadi pribadi yang lebih kuat. 
So, saat ada ajakan untuk pergi ke Bogor, langsung aja di iya-kan tanpa pikir panjang. 

Naik motor dari Tangerang Selatan ke Bogor memang menguras tenaga dan energi sih. 
Track-nya: Tangerang Selatan - Gaplek - Depok - Bogor. 
Berangkat dari jam 13.00 dan sampai di lokasi makan kurang lebih jam 14.00 
Awal berangkat sih semangat membara. Tapi sampai di Depok gue sempat menyerah. Haha.

Untuk lokasi makan, setelah mencari beberapa referensi akhirnya kita pilih Makaroni Panggang (MP). 
Emang dasarnya si Desti nggak pernah pergi, tempat se-tenar ini juga nggak tau. 
Tapi untung ada Google Maps dan ulasan-nya yang sangat berguna. 
(Tips cari makan: Buka google maps dan lihat ulasan yang paling banyak :D)

Makan di MP berdua hanya habis 150 ribu rupiah. Makaroni-nya pun sisa dan bisa dibawa pulang. 
View tempat makannya teduh banget. Banyak pepohonan. Ditambah lagi Bogor memang sejuk. 



Gimana bisa nggak seneng makan di suasana begini. Kalau bisa, halaman rumah gue aja mau dibuat begini. Tapi nggak bisa karena nggak cukup luas. haha


Selesai makan, kemudian mikir mau ke mana. 
Nizar rekomendasiin Curug Cilember tapi karena sudah sore jadi kita pilih Kebun Raya Bogor. 
Searching dan ada penyewaan sepeda katanya di sana. 
Tapi karena sudah kesorean dan sudah tutup akhirnya nggak naik sepeda. Jadinya jalan kaki. 

Karcis masuk Kebun Raya Bogor:
Parkir kendaraan roda 2: 5000 rupiah
Masuk orang: 15 ribu x 2 = 30 ribu rupiah. 
Total: 35 ribu rupiah. 



View di Taman Meksiko (jangan tanya apa yang membuat taman ini dikasih nama taman Meksiko)






Sudah capek karena gue pun bawa ransel penuh karena mau nginep di rumah Bik Sis. 
Akhirnya ikutan duduk duduk di taman depan teratai. 


Taktak ikut karena Taktak mau nginep di rumah Bik Sis juga. 




Gue yakin, orang Bogor pasti nggak ada kesempatan buat stres. 
Pemandangan seindah itu gimana bisa stres coba? :D
Abis duduk duduk akhirnya pulang. Perjalanan pulang nggak kalah beratnya sama perjalanan berangkat. 
Rasanya pengen nangis karena pegel di atas motor. 
Tapi untung sampai juga dan sempetin makan malem di makan pinggir jalan khas Bogor. Yang banyak Popohan :D 

Ah. Makasih lah ya udah mau nganterin gue ke Bogor. 
Dari perjalanan ini gue belajar, kalau ternyata kalau gue mau menembus batas diri gue, gue pasti bisa. 
Taktak bisa. 
I'll be fine. We'll be fine. Me and Taktak. 


we'll be fine Tak. 

No comments: