Jika Indra Herlambang “Berkicau”
Judul
buku : Kicau Kacau
Penulis : Indra Herlambang
Tebal : 332 halaman
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Mei 2011
Harga : Rp 65.000,-
Mari berandai-andai. Jika Indra
Herlambang adalah seekor burung, termasuk jenis burung apakah dia?
Pertanyaan
tersebut mungkin akan terjawab jika kamu sudah membaca buku yang dia tulis
sendiri, Kicau Kacau. Buku ini
merupakan curahan hati dari sang penulis. Tetapi bukan sekadar curahan hati
yang kosong, melainkan memiliki makna.Buku ini berisi “kicauan” penulis
mengenai gaya hidup, status hubungan, segala hal yang berkaitan dengan Jakarta,
dan tentang keluarga. Cara penyajian yang khas dari seorang Indra Herlambang
membuat buku ini semakin memiliki karakteristik tersendiri.
Ada
berapa banyak kartu membership fitness center di dalam dompet? Apa sih tujuan kamu
datang ke sebuah fitness center?
Menurut Indra, saat ini, fitness
memang sudah jadi kegiatan wajar dalam keseharian kita. ‘Nge-gym’ pun sudah jadi bagian dari kosakata
bahasa pergaulan sehari-hari. Tapi sebenarnya sejak kapan membentuk tubuh jadi
tren di kalangan para pria? Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjawab
pertanyaan ini. Kemungkinan pertama ada hubungannya dengan tren bentuk tubuh.
Kemungkinan kedua adalah kehebatan para pengelola fitness center dalam memasarkian produknya. Kita adalah korban
marketing semata (hlm. 45-46).
Menurut kamu, ada nggak sih perbedaan
antara sayang dan cinta? Ada alasan berbeda masing-masing orang yang saat
menanggapi masalah ini. Bagi seseorang, kedua hal tersebut berbeda. Bahasa
Indonesia sering rancu, jika dicari padanannya dalam bahasa Inggris, cinta
adalah love dan sayang adalah care. Ada unsur merawat di dalam sayang.
Contohnya adalah saat mengatakan “I love
football, I have passion about it.” Saat kita mengatakan hal tersebut,
tentunya kita tidak benar-benar perlu untuk merawat bola tersebut. Bagi orang
lain, cinta dan sayang dianggap beda karena ia menilai dari kalimat yang
diucapkan suaminya yang mengatakan bahwa ia bukan cinta tetapi sayang.
Untuk
Indra sendiri, argumen tentang cinta dan sayang tentu sulit untuk mencari ujung
pangkalnya. Ia menguraikan teorinya yang menjabarkan cinta dan sayang pada atau
orangtua. Hubungan luar biasa ini bisa jadi imun dari nafsu, tapi nggak mengurangi intensitas cinta dan
kasih sayangnya, kan? Berarti membedakan keduanya berdasarkan balutan gairah
kurang valid, dong? Berarti keduanya memang sama, kan? (hlm. 113-116).
Jika
Indonesia bisa mengimpor salah satu manusia berkekuatan luar biasa entah dari
negara atau planet mana, coba kira-kira superhero mana yang cocok menjaga
Jakarta? Bagaimana dengan Batman? Dengan kostum super ketat tersebut, cocok
nggak sihdia terbang di kawasan Jakarta?
Atau
bagaimana kalau Spiderman? Kalau dia harus memberantas kejahatan di daerah
Lenteng Agung, tentunya dia nggak bisa melompat dari satu tembok ke tembok
lainnya. Ia hanya bisa melompat dari satu pohon ke pohon lainnya.
Bagaimana
dengan Ghost rider? Selamat berjuang melawan jutaan motor yang manuvernya lebih
dahsyat. Aquaman? Tentu ia tidak akan hidup karena menurut Badan Pengendalian
Lingkungan Hidup (BPLH) kualitas air di Jakarta sangat parah. Ironman? Ia tentu
harus hati-hati dengan hujan asam yang terjadi dan harus waspada dengan pencuri
besi tua.
Hulk? Apa mungkin Bruce Banner bisa menahan
emosi melihat kemacetan yang sinting di kota ini? Mungkin memang yang paling
benar adalah siskamling? Oh iya, btw,
buat teman saya yang mau pindah demi anaknya, saya sarankan dia untuk tinggal
di Malaysia karena di sana ada… Cicak Man! (hlm. 179).
Indra
Herlambang memiliki ciri khas sendiri untuk mengungkapkan
pemikiran-pemikirannya. Dengan gayanya yang santai dan sedikit nyeleneh dia
bisa membahas mengenai gaya hidup saat ini, status sebuah hubungan, sampai
membahas mengenai kota Jakarta. Bukan sebuah hal yang mudah untuk membuat
sesuatu yang sebenarnya rumit menjadi mudah dan ringan untuk dinikmati pembaca.
Sangat tidak heran kalau buku ini sudah dinyatakan sebagai best seller.
Tulisan
yang ada di dalam buku ini memang awalnya merupakan tulisan yang juga dimuat di
kolom beberapa majalah seperti Free
magazine, U Magazine, dan ME Asia.
Judul
dari setiap ‘kicauan’ Indra memang menarik. Contohnya saja “Nyembuhin Luka Hati
Pakai Vodka dan Green Tea.” Judul seperi ini cukup menarik. Luka seperti apa
yang bisa disembuhkan oleh cairan yang biasanya diminum itu. Lalu akhirnya
penulis mengungkapkannya pada bagian intro. Intro yang dibuat oleh pria lulusan
ITB ini juga sudah memenuhi syarat-syarat yang dituliskan Drs. AS Haris
Sumadiria M.Si. dalam bukunya Menulis
Artikel dan Tajuk Rencana. Diantaranya adalah menarik dan tidak lebih dari
tiga paragraf. Indra bisa mengemas tulisannya dengan memberikan intro yang
menarik dan berasal dari pemikirannya yang sedikit konyol. Secara keseluruhan
pemikiran Indra dikemas secara menarik dan enak untuk dibaca.
Buku
ini sangat cocok untuk membuat kita lebih rileks di tengah-tengah kegiatan
sehari-hari. Pemikiran Indra yang segar dan khas membuat kita memahami isi buku
ini dengan cukup mudah dan kita pun bisa berpikir ulang tentang hal-hal rumit
untuk membuatnya ringan seperti yang dilakukan penulis.
Tetapi
buku ini banyak mengungkap masalah-masalah yang cukup vulgar. Ada baiknya pada
cetakan berikutnya buku ini dilengkapi dengan keterangan untuk dewasa karena
isinya memang kurang pas untuk remaja dan anak-anak. selain itu kesalahan tanda
baca hendaknya juga diperhatikan.
No comments:
Post a Comment